Penjualan merchandise oleh band merupakan salah satu bentuk strategi pemasaran yang cukup efektif belakangan ini. Kalau dulu produk dari merchandise biasanya berupa kaset, piringan hitam, dan rilisan fisik lainnya, sekarang kayaknya orang-orang lebih senang membeli produk merch yang bisa dilihat orang lain, seperti barang yang menempel di tubuh kita. Tapi bukan berarti rilisan fisik nggak diminati lagi ya.
Selain bisa jadi ajang gengsi buat pemakainya, penggunaan kaos merchandise band kini juga bisa jadi trend fashion yang baru. Kalau dari sudut band atau musisinya, penjualan kaos merchandise dinilai mampu meningkatkan brand awareness buat orang-orang. Apalagi kalau desainnya bagus, minimal bisa bikin orang kepo terus cari tau musik dari band tersebut lah.
Banyak band Indonesia yang mulai getol memproduksi merchandisenya dengan beragam desain yang unik dan kreatif. Biasanya produk yang paling banyak dijual t-shirt. Nggak jarang juga para musisi/band berkolaborasi dengan seniman ataupun ilustrator untuk menghasilkan artwork buat artikel baru mereka.
Nah, dari sekian banyak band yang memproduksi kaos merchandise, ada beberapa band yang bisa dibilang produknya sering atau secara nggak sadar kita jumpai di berbagai acara musik atau sekadar coffee shop. Saking banyaknya yang pake, sampe-sampe banyak yang ngira kalo itu bukan kaos band melainkan kaos distro. Kira-kira siapa aja nih? yuk mari cekidot.
Yang pertama ada Teenage Death Star. Band yang musiknya pernah jadi soundtrack film Janji Joni ini, kaosnya sering banget kita temuin di gigs-gigs kecil sampe festival besar. Sejauh ini tipografi "Skill is Dead" jadi artikel yang paling sering admin temuin di konser musik sih sob. Banyak yang bilang band ini cenderung lebih sering merilis artikel dibanding lagu baru, tapi emang bener sih.
Kemudian ada band rock alternatif dari Jakarta yaitu Morfem. Buat kalian yang pernah ketemu orang pake baju Morfem angkat tangan! Band dengan frontman Jimi Multazham ini digadang-gadang menjadi band dengan jumlah penjualan merch terbanyak di Indonesia. Bahkan sampe ada celetukan "Apapun konsernya, Morfem kaosnya." karena saking seringnya kaos Morfem bergerayangan di konser-konser musik yang bahkan Morfem sendiri nggak menjadi pengisi acaranya.
Yang terakhir ada Seringai. Band beraliran heavy metal tersebut juga dinilai berhasil memasarkan merchnya. Nggak seperti band sebelumnya, Seringai punya platform clothing sendiri nih dalam memasarkan produknya, namanya Lawless. Mungkin Lawless menjadi salah satu faktor kesuksesan mereka dalam penjualan merchandise, apalagi mereka punya offline store, bikin orang-orang mudah untuk berbelanja di awal kemunculannya sebelum adanya e-commerce kayak sekarang.
Selain mendapat keuntungan, penjualan kaos merchandise jadi pilihan yang tepat buat musisi untuk bisa dikenal oleh lebih banyak orang. Begitu juga dengan kita, sebagai penikmat karya musik dari band idola, beli kaos merchandise jadi bukti bahwa kita mendukung dan mengapresiasi hasil karya yang dibuat, dalam bentuk apapun itu.
Nggak perlu ragu buat beli kaos merchandise band yang musiknya kalian nggak tau, selagi kaos yang kalian beli itu ori dan kalian pede saat menggunakannya, sikat aja. Lagi pula band yang bersangkutan juga nggak ngeharusin kalian buat dengerin musiknya sebelum beli merchandisenya kan?
Penulis: Irvine Althaf
3 Komentar
gapermah nemu
BalasHapuslau datengnya ke kajian kali cees
Hapusduh iya lagi wkwkwk
BalasHapus